Melihat aktivitas Posko bencana banjir Kelelahan mereka tak halangi semangat untuk menolong sesama

Suasana di salah satu pos komando (Posko) bencana yang berada di Kelurahan Joyotakan, Serengan, Sabtu (29/12), terlihat sibuk.
Hingga hari keempat sejak terjadinya bencana banjir di wilayah Solo, Rabu (26/12) lalu, ratusan warga yang terdiri atas anak-anak hingga orang lanjut usia (Lansia), masih terlihat memenuhi salah satu Posko.
Sebagian warga, terlihat duduk di halaman Posko sembari menikmati makan siang yang tersedia. Sementara, beberapa warga lain yang mayoritas Lansia, memeriksakan diri di Posko kesehatan karena kondisi kesehatannya yang menurun akibat udara dingin dan cuaca yang tak menentu.
Suasana bencana memang menguji batas kemampuan dan kesabaran pada diri manusia. Bukan hanya secara fisik, namun juga untuk menguji mental sekaligus kesiapan hati menghadapi kemungkinan tak terduga terhadap bencana yang ada. Saat rasa panik akibat bencana itu melanda, tak jarang para korban banjir datang ke Posko dengan penuh kemarahan lantaran merasa dia dan keluarganya belum mendapatkan bantuan yang layak dari petugas Posko.
Selama empat hari bencana banjir melanda, para petugas memang harus tetap berjaga setiap saat. Kelelahan yang membayang di wajah-wajah mereka tak menghalangi semangat untuk menolong warga yang jadi tanggung jawab mereka, Mereka dengan sigap menerima dan mencatat nama para pemberi bantuan. Tak hanya itu, bantuan berupa bahan makanan, minuman, obat-obatan makanan ringan untuk anak-anak, selimut dan pakaian layak pakai mereka siapkan, lalu diberikan dengan segera kepada para warga yang membutuhkan.
Koordinator Lapangan (Korlap) Posko Joyotakan, Harjanto, menyebutkan Posko tersebut dibentuk secara spontan sejak hari pertama terjadinya bencana banjir di wilayah itu. ”Awalnya, Posko hanya dibentuk satu hari, yakni Rabu (26/12) lalu, untuk memudahkan evakuasi warga yang menjadi korban banjir. Namun ternyata hujan turun terus-menerus dan menyebabkan banjir tak kunjung surut. Karena itu kami putuskan untuk menyiagakan Posko ini 24 jam, sampai banjir benar-benar surut,” ujar Harjanto ketika ditemui Espos di Posko Joyotakan, kemarin.
Harjanto menuturkan, beberapa jenis bantuan cukup terbatas jumlahnya, sehingga petugas Posko harus berupaya keras mengatur penyaluran bantuan kepada warga dengan cermat. Pemberian bantuan, lanjut dia, diprioritaskan kepada warga yang benar-benar membutuhkan terlebih dulu.
Sementara itu, salah seorang warga Joyotakan, Watik, 30, mengungkapkan kekhawatirannya bila hujan kembali turun, sebab sudah pasti tempat tinggalnya akan kembali terendam banjir.
”Saya masih was-was kalau hujan turun lagi, karena sudah pasti rumah saya akan tergenang air. Saat ini, anak-anak sudah saya ungsikan ke rumah orangtua, sementara saya dan suami masih menunggu kondisi kampung pulih kembali. Kalau hujan sudah benar-benar berhenti, kami akan segera pulang membersihkan rumah, mudah-mudahan tidak banjir lagi.”
Sementara itu, bantuan dari berbagai elemen masyarakat terus mengalir, Sabtu (29/12). Bantuan itu di antaranya berasal dari Warung Makan Omah Bumbu bersama beberapa organisasi seperti Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI), Forum Komunikasi Putra Putri ABRI dan Purnawirawan Indonesia (FKPPI), NU Surakarta, Iman Pengharapan Kasih (Impeka), Asosiasi Pedagang dan PKL Hasanudin (Appsah), Pagar Bhumi Lawu (PBL), Pattiro, Komunitas Masyarakat Miskin Kota (Kommik), Aliansi Masyarakat Untuk Kebijakan Publik (Amuk), Komunikasi Pengamat dan Pemerhati Surakarta (Komppas), CV Kendali, CV Sendang Gentong, CV Indo Sejahtera, CV RAM, dan TA TV.
Bantuan berupa susu dan sereal masing-masing 20 karton serta 20 bal kain sarung dan 20 bal selimut itu diserahkan di Posko Stasiun Sangkrah dan diterima Dandim Solo Letkol Inf Sadputro Adi Nugroho didampingi Kabag Pemerintahan Pemkot Surakarta, Tri Puguh Priyadi SH.

sumber: solo pos .net

No comments: