Ratusan Rumah di Solo Kebanjiran



Ratusan rumah di tiga kecamatan di Kota Solo, Jawa Tengah, kembali terendam banjir. Berdasarkan pantauan Metro TV, Ahad (9/3), ketinggian air lebih dari satu meter. Ratusan warga mengungsi seraya menyelamatkan barang-barang berharga mereka.

Menurut warga bernama Sartin, meski hujan sudah berhenti, genangan air akibat luapan Sungai Bengawan Solo semakin meninggi. Dia menambahkan dalam dua bulan terjadi lebih dari lima kali banjir. Sartin dan warga lainnya pun khawatir akan terjadi banjir bandang seperti Desember silam. Sebab, aliran air yang masuk ke dalam rumah sangatlah deras.

Berdasarkan data sementara dari Pemerintah Kota Solo, banjir kali ini setidaknya merendam ratusan rumah di tiga kecamatan. Yakni Kecamatan Pasar Kliwon, Jebres dan Joyontakan.

Bah juga merendam Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Ratusan rumah di Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, tergenang. Warga harus dievakuasi karena air terus meninggi. Pantauan Metro TV, hingga kini ketinggian air berkisar mulai dari 10 sentimeter hingga lebih dari satu meter.

Bencana ini terjadi setelah hujan mengguyur sejak Ahad siang. Akibatnya, air Bengawan Solo terus naik hingga meluap ke rumah warga. Kenaikan air terbilang cepat. Dalam satu jam, puluhan rumah terendam. Hingga kini tim Search and Rescue Kabupaten Sukoharjo masih terus bersiaga menyelamatkan warga jika genangan terus meninggi.

sumber: metro tv news .com

Solo banjir lagi

Sejumlah wilayah di Kota Solo kembali dilanda banjir akibat hujan deras yang mengguyur sepanjang Minggu (9/3) sore hingga Senin (10/3) dinihari.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Espos, beberapa daerah yang dilanda banjir antara lain di Kelurahan Sewu, Jagalan, Sangkrah dan Joyotakan. Hingga berita ini diturunkan pukul 00.30 WIB, sebagian warga di daerah tersebut juga telah mulai mengungsi akibat genangan air yang semakin tinggi.
Wakil Walikota Solo, Hadi Rudyatmo, kepada Espos saat meninjau lokasi-lokasi tersebut, semalam, menjelaskan di Jagalan setidaknya ada tiga RW yang rumah mereka mulai tergenang. Sedangkan di Sewu warga di sekitar pintu air Putat sudah tergenang air.
”Lokasi-lokasi tersebut merupakan daerah yang kerap dilanda banjir. Hujan deras yang juga terjadi di Wonogiri membuat elevasi Sungai Bengawan Solo kembali naik. Begitu juga kiriman dari anak Sungai Bengawan Solo,” kata Wawali. Rudy menyatakan masyarakat sudah menyiapkan tenda-tenda pengungsian untuk mengantisipasi jika muka air kian meninggi.
Sementara itu staf Kelurahan Joyotakan, Serengan, Radya Temon, ketika dihubungi menyatakan tiga RW sudah tergenang air, yakni di RW VI, RW V dan RW III. Ketinggian air di daerah itu rata-rata setengah meter. ”Sejauh ini warga belum ada yang mengungsi, tapi mereka tetap waspada,” kata Radya. Dia juga menjelaskan Lurah Joyotakan, Chairul Anwar, telah memantau langsung situasi lapangan, sementara pihak kelurahan menyiapkan langkah antisipasi jika air kian tinggi.

Siapkan tenda
Salah seorang pengurus PMI Solo, Sumartono Hadinoto, menyatakan beberapa lokasi di Kelurahan Sewu sudah tergenang. Menurut dia, Jl Gotong Royong di Kampung Wonosaren Jagalan terputus akibat tergenang air. Selain itu, genangan juga terjadi di Beton, daerah Putat dan Sewu. ”Kenaikan muka air cepat sekali. Kita berharap agar tidak semakin tinggi,” ujar Sumartono yang juga meninjau langsung lapangan, Senin dinihari.
Dia menambahkan pihaknya sudah menyiapkan tenda-tenda untuk pengungsian sebagai langkah antisipasi, sebab beberapa warga juga sudah ada yang mengungsi karena khawatir air semakin tinggi.
Sumartono memperkirakan banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Kota Solo akibat tingginya curah hujan yang terjadi di sejumlah wilayah, seperti Klaten dan Wonogiri yang memasok debit air ke Sungai Bengawan Solo.
Lurah Jagalan, Urip Jatmiko, menjelaskan arus lalu lintas di sepanjang Jalan Juanda mengalami kemacetan total, sebab tinggi air telah mencapai kurang lebih satu meter. Kondisi yang sama juga di Jalan Gotong Royong. Hingga berita ini diturunkan pukul 01.00 WIB, masyarakat Jagalan korban banjir masih memanfaatkan daerah tinggi sekitar yang belum tergenang air. ”Banjir sekitar satu meter mulai terlihat sekitar pukul 21.30 WIB. Namun masyarakat masih belum diungsikan. Kami berharap hujan banjir tidak akan semakin meninggi, sehingga masing-masing penduduk dapat kembali ke rumah mereka,” ungkapnya.
Terpisah, Lurah Sangkrah, Mahendra Nugrahadi, menjelaskan warga di empat RW sudah tergenang air, yakni di RW X, XI, XII dan XIII. ”Ketinggian air bervariasi. Para warga juga sudah mulai mengungsi di tanggul,” kata dia, seraya menambahkan air mulai naik sekitar 00.00 WIB.
Sementara itu hujan deras juga menyebabkan arus lalu lintas di jalur Solo-Sragen mengalami kemacetan. Pasalnya, Sungai Grompol yang berada di perbatasan Karanganyar-Sragen kembali meluap. Berdasarkan pantauan, kendaraan harus berjalan merayap karena ketinggian air antara 30 hingga 50 sentimeter. Beberapa kendaraan roda dua juga macet lantaran nekat menerobos banjir.

sumber: solo pos .co .id

Menteri PU: Tanggul Roboh Karena Dikerjakan Asal-asalan



Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meminta semua kepala daerah di Jawa Tengah membuat daftar hitam para kontraktor yang asal-asalan dalam pembangunan proyek. Hal itu disampaikan Djoko setelah meninjau tanggul penahan banjir yang hancur akibat banjir di Solo, Jawa Tengah, Kamis (10/1).

Menurut Djoko, hancurnya beberapa tanggul penahan banjir di Jateng diakibatkan rendahnya kualitas tanggul tersebut. Dengan temuan tersebut, Djoko mengimbau para kepala daerah untuk berhati-hati memilih kontraktor dalam pembangunan di wilayah masing-masing.

Menteri PU juga berjanji akan mengembalikan fungsi awal Bengawan Solo dengan pengerukan sedimentasi, pembangunan tanggul-tanggul sepanjang 110 kilometer serta relokasi warga di bantaran sungai.

Sementara itu, Wali Kota Solo Joko Widodo mengatakan, kualitas tanggul yang buruk hanya terdapat di Kampung Joyontakan karena adanya penyelewengan dana proyek tersebut. Namun, kasus tersebut sudah diproses secara hukum.

sumber: metro tv news .com

Banjir ancam hingga 20 tahun mendatang

Lahan daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo kritis menyusul makin tingginya angka penebangan hutan di wilayah hulu DAS Bengawan Solo tersebut.
Akibatnya, bencana banjir masih terus mengancam wilayah Soloraya hingga 20 tahun mendatang. Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH) Rachmat Witoelar mengatakan secara umum DAS di Indonesia saat ini mengalami kerusakan lahan yang cukup serius, termasuk DAS Bengawan Solo.
Menneg LH bersama Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Wawali Solo, beserta pejabat Pemkot lainnya, Kamis (10/1), meninjau Bengawan Solo. Menggunakan tiga perahu karet, mereka menyusuri Sungai Bengawan Solo, dari Jembatan Bacem, Sukoharjo hingga jembatan Jurug.
Saat jumpa pers di salah satu rumah makan di Solo, Rachmat menjelaskan kritisnya DAS Bengawan Solo diakibatkan lahan untuk luapan air sungai digunakan untuk sawah dan permukiman.
Untuk pemulihan DAS itu, diperlukan waktu antara 15 tahun hingga 20 tahun lagi. Sehingga bahaya banjir masih akan terus mengancam wilayah DAS Bengawan Solo. Berdasarkan pantauan kondisi di lapangan, tingkat sedimentasi baik Sungai Bengawan Solo dan Waduk Gajah Mungkur (WGM) cukup tinggi.
”Kalau masalah ini tidak segera diatasi akan timbul masalah yang lebih besar. Jangka pendeknya yang dilakukan penertiban bangunan di bantaran sungai dan pengerukan sedimentasi,” terang dia.
Kerugian
Terpisah, Plt Kepala Badan Informasi Komunikasi dan Kehumasan (BIKK) Pemprov Jateng, Urip Sihabudin, menyatakan kerugian akibat bencana banjir di 20 kabupaten/kota di Jateng mencapai Rp 760,80 miliar.
”Banjir telah menyebabkan kerusakan sarana tempat ibadah, sekolah, kesehatan, rumah warga, infrastruktur, dan fasilitas lainnya,” katanya, Rabu (9/1), di Semarang.
Sementara Gubernur Ali Mufiz menyatakan kerusakan infrastruktur seperti jalan dan waduk akibat banjir nilainya senilai Rp 225 miliar.Gubernur menambahkan selain merusak infrastruktur, banjir bandang juga mengakibatkan kerusakan pada rumah-rumah penduduk, bangunan gedung sekolah, kelurahan, kecamatan sampai areal sawah.
Total luas sawah yang rusak berat, ringan dan sedang akibat banjir bandang mencapai kurang lebih 36.000 ha.
Sementara itu, Pemkab Sragen meminta bantuan dana senilai Rp 234 miliar kepada pemerintah pusat guna pemulihan dan penanganan bencana banjir yang menerjang Bumi Sukowati.
Bupati Sragen, Untung Wiyono, di Gedung Dewan, Rabu, mengatakan permintaan bantuan diajukan ke departemen terkait seperti Departemen Sosial, Departemen Pertanian, Departemen Pekerjaan Umum, serta Menko Kesra.
”Nominal dana yang kami mintakan kepada pusat setara dengan angka kerugian materiil akibat banjir yang mencapai Rp 234 miliar. Permintaan bantuan kami ajukan ke departemen-departemen yang masing-masing mempunyai kebijakan atau mekanisme sendiri dalam merespons permintaan itu,” ujarnya.
”Kami juga akan ajukan bantuan untuk industri kecil lokal yang terkena dampak banjir. Pusat telah komit membantu daerah, namun teknis dan nominalnya saya belum tahu persis.”
Kabag Humas Pemkab Sragen, Poedarwanto, menguraikan kerugian materi akibat banjir dari infrastruktur umum senilai Rp 166.885.500.000, peternakan Rp 2.225.160.000, sektor prasarana pendidikan Rp 3.236.500.000, sarana-prasarana kesehatan Rp 179.500.000, serta infrastruktur pertanian Rp 45.106.800.000.
”Angka itu belum final, setiap saat bisa bertambah,” tegasnya.

sumber: solo pos .co .id

Bantuan perbaikan tak kunjung datang - Mereka dirikan rumah dari puing bangunan

Sebelas hari sudah Keluarga Jono, warga RT 1/RW I, Kelurahan Sewu, tinggal di tanggul kampung itu. Pilihan pahit terpaksa mereka ambil lantaran rumahnya yang hanya berdinding anyaman bambu dan tempelan kayu itu terhanyut diseret banjir 26 Desember 2007 lalu.
Sejak itulah, Jono bersama isteri dan ketiga puteranya harus rela tinggal di tanggul dengan atap terpal tanpa dinding.
Kini, Jono dan keluarganya telah turun dari tanggul. Sejumlah barang-barang perabotnya yang selamat dari banjir pun mereka angkut kembali ke rumahnya. Rupanya, rumah Jono yang dulu tinggal puing-puing itu telah tegak kembali, meski tetap berdinding anyaman bambu seadanya. ”Sejak Senin (7/1) pagi, kami turun dari tanggul dan menempati rumah ini, meski sebenarnya Pak Lurah melarang kami menempati rumah ini,” ujar putera Jono, Ahmad, saat ditemui Espos di kediamannya, Senin (7/1) sore.
Petang harinya, sebenarnya keluarga Jono sudah bisa tidur nyenyak di rumahnya yang telah diperbaiki sebagian itu. Namun tanpa disangka, hujan bercampur angin kencang yang terjadi Senin (7/1) siang, rupanya menyapu sebagian genteng-genteng rumahnya. Apa daya, malam itu keluarga Jono akhirnya dicekam perasaan waswas, jika sewaktu-waktu hujan mengguyur di malam hari.

Ahmad mengisahkan sejak banjir tak lagi naik ke permukiman warga, dirinya bersama ayahnya mencoba mengumpulkan puing-puing bangunan rumahnya yang masih tersisa. Di antaranya anyaman bambu, tiang bambu, serta genteng-genteng. Selama beberapa hari itu, Ahmad dan Jono begitu gigih menegakkan kembali rumahnya yang terempas banjir. Meski sebagian telah berdiri, namun rumah itu tak bisa tegak semuanya. Karena fondasi bagian belakang rumahnya telah amblas. ”Hanya ruang tengah yang masih ada fondasinya. Jadi kami pasang lagi tiang bambunya dan kami pasang sisa-sisa gedhek ini seadanya,” tuturnya.
Para tetangga Jono yang rumahnya juga mengalami rusak parah antara lain rumah keluarga Harianto, Sularso, Sunarno serta Suranto. Bedanya, para tetangga Jono lebih dulu menempati rumah mereka ketimbang keluarga Jono.

sumber: solo pos .co .id

BSP salurkan bantuan

PT Bakrie Sumatera Plantations (BSP) menyalurkan bantuan sembako untuk 1.000 kepala keluarga (KK) di Posko-Posko pengungsian wilayah Solo, Karangnyar dan Sukoharjo, Kamis (10/1).
Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) BSP Grup Suwandi mengatakan kegiatan penyaluran bantuan bencana adalah salah satu wujud kepedulian kelompok usaha Bakrie kepada korban banjir dan bencana longsor di wilayah Soloraya. ”Bantuan bencana ini akan terus berlanjut untuk meringankan beban dan penderitaan korban bencana. Penyaluran bantuan ini telah menjadi komitmen perusahaan dengan menyisihkan dana kegiatan 1,5% dari laba bersih perusahaan tiap tahun,” kata dia kepada wartawan di sela-sela penyaluran bantuan di wilayah Joyotakan, Kamis (10/1)

sumber: solo pos .co .id

Bang Yos bantu korban banjir

Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso atau akrab dipanggil Bang Yos bersama puluhan simpatisannya mendatangi wilayah-wilayah banjir di Solo dan bencana longsor di Karanganyar, Kamis (10/1).
Di Pintu Air Demangan Sangkrah, Bang Yos membagikan kalender dan bingkisan kepada warga di bantaran sungai di wilayah Sangkrah. Dari Demangan Sangkrah, Bang Yos melanjutkan perjalanan ke Desa Mogol dan Desa Tengklik Kabupaten Karanganyar.
Tim sukses Yos Center Jateng Edi Subiyanto menepis anggapan bahwa kedatangan Bang Yos kali ini untuk tebar pesona atau kampanye menjelang Pilpres 2009. ”Kalau sekarang ini dikatakan tebar pesona tidak benar atau kampanye tidak benar. Terserah penilaian orang,” tepisnya. Di Joyotakan, Serengan, dibagikan 300 paket seragam, peralatan sekolah serta pakaian dalam anak-anak untuk siswa.

sumber: solo pos .co .id