Pembangunan dan rehabilitasi proyek Solo Valley (sudetan aliran Bengawan Solo peninggalan Pemerintah Belanda), dinilai mendesak. Proyek ratusan miliar ini dianggap bisa menanggulangi luapan air sungai Bengawan Solo yang melintasi Kota Bojonegoro.
"Kalau dikatakan mendesak, ya jelas. Tapi ini, proyek besar yang membutuhkan dana ratusan miliar hingga mendekati angka triliunan," kata Andi Candra, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Bojonegoro, Kamis (4/1) siang.
Solo Valley adalah proyek pembangunan peninggalan Pemerintahan Belanda. Sudetan akan mempunyai panjang 73 kilometer, membentang dari selatan Eks-Karesidenan Bojonegoro. Sudetan ini, dimulai dari Desa Karangnongko, Kecamatan Ngraho menembus Desa Sidomukti, Kecamatan Kepohbaru.
Lebar sudetan 100 meter dengan kedalaman 5 meter. Air Solo Valley akan ditampung dalam waduk yang berkapasitas 1 juta meterkubik. Belum lagi, sudetan membutuhkan lima sampai sepuluh embung yang dapat menampung 500 ribu meterkubik air. Jika ditotal, kata dia, sudetan bisa menampung 40 juta meterkubik air cadangan air.
Menurut Andi, selain bisa menampung debit air untuk pertanian, Solo Valley bisa mengantisipasi luapan air dari Bengawan Solo dari hulunya. Pasalnya, luapan air dari Ngawi, Sragen dan Solo, masuk ke Kabupaten Bojonegoro dan sekitarnya.
sumber: tempo interaktif .com
Bengawan Solo Dinilai Perlu Disudet
Kategori: Solo Banjir 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment