Banjir Solo dan Sekitarnya, Puluhan Orang Tewas

Banjir yang melanda wilayah Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri, Rabu dan Kamis (27/12), menewaskan 87 orang, merendam 6.500 rumah, dan mengakibatkan ratusan warga kehilangan harta benda.

Berdasarkan data sementara Satkorlak Pemerintah Kota Surakarta, banjir akibat hujan deras dan luapan Sungai Bengawan Solo itu memaksa 6.616 keluarga yang meliputi 20.828 jiwa mengungsi.

"Kami belum bisa menghitung jumlah kerugian akibat banjir kali ini," kata Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Saryanto Joko Pangarso, Kamis (27/12).

Hujan deras selama Rabu dan Kamis kemarin menyebabkan sejumlah wilayah di Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri dilanda banjir. Di Surakarta banjir melanda 12 kelurahan di Kecamatan Jebres (6 kelurahan), Pasar Kliwon (5), dan Serengan (1 kelurahan).

Meluapnya Sungai Samin dan Grinjing di Kabupaten Sukoharjo juga menenggelamkan ribuan rumah dan puluhan hektare sawah siap tanam. Banjir juga melanda Kabupaten Boyolali yang menyebabkan 51 rumah dan puluhan hektare sawah di Desa Ngleses, Kecamatan Juwangi, tenggelam diterjang air bah.

Banjir bandang setinggi 0,5 meter hingga 3,5 meter melanda hampir semua wilayah Kabupaten Sragen. Sebanyak 17 kecamatan terendam, 3 orang tewas, dan ribuan warga mengungsi.

Beberapa wilayah di Wonogiri juga dilanda tanah longsor, antara lain Dusun Semangin (Desa Sendangmulyo) serta Dusun Sanggrahan dan Pangah (Desa Hargantoro). Menurut Tim SAR Kabupaten Wonogiri, tanah longsor menyebabkan 6 orang tewas. "Jumlah korban hingga kini 17 orang tertimbun tanah longsor. Yang sudah diidentifikasi 6 orang tewas, 11 lainnya belum ditemukan," kata Hartanto, anggota Tim SAR.

Hartanto menuturkan, Selasa hingga Rabu (26/12) Wonogiri diguyur hujan lebat dari pagi hingga malam. "Hujan paling deras di wilayah Tirtomoyo. Pukul 01.30 terdengar suara gemuruh. Tebing Gua Sriti yang berada di bawah Dusun Semangin, Desa Sendangmulyo, longsor. Akibatnya rumah-rumah di atasnya tak dapat diselamatkan," ujarnya.

Tanah longsor juga terjadi di Karanganyar. Bukit Kempong yang longsor menewaskan 67 orang di Kecamatan Tawangmangu (36 orang), Jumapolo (8), Jatiyoso (3), Karangpandang (3), Jenawi (3), Ngargoyoso (3), dan Kebak Kramat (2 orang).

"Saya dengar suara gemuruh dua kali. Suaranya persis pesawat jet dari lapangan terbang Iswahyudi, Madiun. Nggak tahunya malah rumah saya yang roboh. Bruk, bruk, bruk... rumah saya rata dengan tanah," tutur Ayub (32), warga RT 3 RW 12 Ledoksari.

sumber: VHR media .com

No comments: