Pengungsi alami depresi

Jumlah korban banjir di lokasi pengungsian yang terserang penyakit melonjak tajam.
Beberapa pengungsi juga diketahui mulai mengalami depresi sehingga harus mendapatkan penanganan khusus di rumah sakit.
Dinas Kesehatan Kota (DKK) mencatat, hingga Sabtu (29/12) jumlah penderita mencapai sebanyak 4.080 orang. Sementara sebelumnya Jumat (28/12), penderita hanya tercatat sebanyak 2.919 orang. Kasi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit DKK Triman Drayatno mengatakan korban banjir rawan terkena berbagai penyakit.
Penyakit yang paling sering muncul adalah ISPA, diare, gatal, gangguan otot dan penyakit kulit lain. Biasanya penyakit ini mulai dirasakan setelah banjir. Dengan kondisi ini, dia menambahkan tentunya jumlah korban banjir yang terserang penyakit akan terus bertambah.
Berdasarkan data dari Posko induk kesehatan, jumlah korban banjir yang mulai terserang berbagai penyakit 4.080 orang. Delapan orang terpaksa dilarikan ke rumah sakit (RS) lantaran mengalami depresi dan penyakit yang lebih serius. Empat orang di antaranya kini tengah dalam perawatan intensif rumah sakit.
Lebih lanjut Triman mengatakan jumlah Posko kesehatan yang dibentuk DKK bertambah dua dari semula 12 kini ada 14 Posko. Posko kesehatan ini di CV Jati Agung, Tanjung Anom, Joyosuran, Pasar Kliwon, Sangkrah, Semanggi, Jagalan, Gandekan, Pucangsawit I, Pucangsawit II, Manahan, Kampung Sewu, Pendapi Gede dan SD Warga.
Satu Posko kesehatan terdiri atas dokter, paramedis, bagian obat-obatan, administrasi dan mobil ambulans. Mobil ini disiagakan untuk membawa pasien yang dirujuk ke sejumlah rumah sakit.
Di Sukoharjo dilaporkan penyakit gatal-gatal, ISPA serta diare juga menyerang pengungsi korban banjir. Tercatat empat pengungsi harus dirujuk ke RS Moewardi Solo, DKT Solo serta Dr Oen Solo Baru, satu orang terkena serangan jantung, dua orang menderita diare dan seorang pengungsi luka sobek. ”Saat dia mengungsi ke atap rumah tiba-tiba jebol dan pakunya mengenai bagian betis cukup dalam,” kata Kepala DKK Sukoharjo dr Suryono melalui Kasubdin P2P Agus Prihatmo MKes ketika ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (29/12).
Sementara itu data yang ada di Kantor DKK Sukoharjo menyebutkan, sebanyak 1.200 pengungsi mendapat perawatan medis karena gangguan kesehatan, Rabu (26/12). Kemudian, Kamis (27/12), sebanyak 1.100 pengungsi harus memperoleh bantuan medis dan Jumat (28/12) ada 850 pengungsi yang menyampaikan keluhan gangguan kesehatan dan mendapat penanganan dari petugas.
Menurut Agus, selama bencana banjir DKK telah menyiapkan Posko medis siaga 24 jam yaitu satu unit di kantor DKK setempat sebagai Posko induk. Kemudian dua unit di Kecamatan Baki, empat unit di Kecamatan Grogol dan tiga unit di Mojolaban. ”Untuk Polokarto langsung berada dalam koordinasi Puskesmas setempat,” lanjut Agus.
Terkait kondisi stok obat bagi para pengungsi korban banjir, Kepala DKK dr Suryono menegaskan, masih dalam kondisi aman. ”Jumat (28/12) malam kami mendapat bantuan obat dari Dinkes Provinsi Jateng. Sebelumnya telah disalurkan 250 dos biskuit untuk anak Balita. Selain itu kami juga mendapat bantuan tenaga medis dari Dinkes Kota Semarang, RS Moewardi, Dr Oen dan Ortopedi” kata Suryono.
Lebih lanjut Suryono menjelaskan, sebagai langkah antisipasi penanganan korban banjir yang berada di luar lokasi pengungsian, DKK telah menyiapkan sejumlah mobil Puskesmas keliling. ”Jadi petugas melakukan jemput bola, mendatangi lokasi banjir yang terjangkau dengan mobil untuk memberikan bantuan kesehatan,” tegasnya.

sumber: solo pos .net

No comments: