Sampah capai 500 ton

Sampah di Kota Solo naik menjadi 92,3 % atau naik jadi 500 ton/hari dari biasanya 260 ton/hari, pascabanjir besar yang terjadi sejak Rabu (26/12).
Pantauan Espos, Minggu (30/12) di tiga kelurahan, mulai dari Kelurahan Kedunglumbu, Sangkrah hingga Semanggi, TPS penuh dengan sampah basah. Mulai dari kasur, sepatu, kayu, gabus, hingga bungkus makanan menumpuk bahkan meluber hingga tiga perempat badan jalan besar sehingga menyebabkan arus lalu lintas menjadi macet. Tidak hanya menimbulkan kemacetan, tumpukan sampah juga menyebarkan bau tidak sedap yang sangat mengganggu warga sekitar.
Pemilik Bengkel Gondrong Motor yang lokasinya bersebelahan dengan TPS Kedunglumbu, Buchori menerangkan, sangat terganggu dengan tumpukan sampah yang ada di sebelah tokonya. ”Tidak hanya saat banjir, tapi sehari-harinya tumpukan sampah di TPS memang selalu memenuhi badan jalan. Apalagi setelah banjir, lebih parah lagi,” tutur dia saat ditemui Espos, Minggu (30/12). Menurut Buchori, melubernya sampah TPS, selalu menimbulkan korban di setiap pekannya. ”Saya sangat berharap ada perhatian dari pemerintah dalam mengelola sampah TPS sebab setahu saya konsep sampah di bagian atas kemudian diangkut dengan truk tidak bisa dilaksanakan. Tetap saja sampah dibuang di jalan,” tukasnya.
Penambahan petugas
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Ponco Wibowo menjelaskan, volume sampah di Kota Solo naik 92,3 % pascabanjir, yakni dari 260 ton per hari untuk hari normal naik menjadi 500 ton per hari sesudah banjir. ”Volume sampah 500 ton itu masih belum termasuk sampah-sampah yang tertinggal di 63 TPS maupun di rumah warga. Ditambah lagi dengan kotoran dari luapan sampah, saya kira volumenya jauh lebih besar lagi,” tandasnya.
Ponco menjelaskan, jumlah tenaga maupun fasilitas truk pengangkut sampah di dinasnya terbatas. Untuk hari normal, jelas dia, jumlah resmi tenaga pengangkut sampah sebenarnya hanya 500 orang.
Namun untuk penanganan pascabanjir, jumlahnya ditambah 200 orang.

sumber: solo pos .co .id

No comments: