Korban Banjir Mulai Terserang Penyakit



Genangan banjir setinggi setengah hingga satu meter masih menggenangi sejumlah kawasan di Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/12). Meski begitu warga masih tetap melakukan aktivitas di rumahnya, seperti membersihkan barang-barang miliknya. Namun, masih banyak juga warga yang bertahan di tenda pengungsian [baca: Banjir di Solo Belum Surut].

Warga kini mulai banyak terserang berbagai penyakit, seperti pusing dan diare. Sejumlah tim kesehatan langsung diterjunkan ke lokasi bencana untuk membantu mengobati warga.

Banjir juga meluas hingga lima kecamatan di Kota Purwodadi, Jateng. Hampir seluruh kantor pemerintahan tutup. Pusat perbelanjaan dan pasar tradisional juga tidak buka. Begitu pula kantor-kantor swasta serta perbankan tidak beroperasi.

Di Pekalongan, Jateng, dilaporkan sebagian pengungsi korban banjir sudah kembali ke rumah. Namun, sebagian besar masih bertahan di tenda pengungsian karena khawatir akan terjadi banjir susulan. Sejak pagi tadi bantuan berupa makanan dan obat- obatan sudah mulai berdatangan. Selain dari pemerintah sumbangan juga banyak datang dari warga dan dermawan lainnya.

Sementara itu, genangan banjir di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, terus meluas. Bahkan, air mulai merendam sejumlah ruang inap di Rumah Sakit dr Saroto. Saat ini sebagian ruangan rumah sakit sudah tergenang air, termasuk ruang perawatan anak dan ruang penyakit dalam. Akibatnya, para pasien dirawat dalam kondisi yang serba terbatas termasuk ditempatkan di lantai yang tidak terkena banjir.

Sementara itu, sebagian pasien lainnya terpaksa dipindahkan petugas rumah sakit dibantu keluarga ke tempat yang lebih aman. Selain pasien, sejumlah peralatan medis juga dipindahkan. Banjir juga merendam jalur utama dari Madiun, Maospati, Magetan menuju Ngawi. Akibatnya, arus lalu lintas menuju Solo, Jawa Tengah terputus. Polisi mengalihkan semua kendaraan melalui jalan alternatif di Desa Geneng dan Sine.

Di Bojonegoro, delapan kecamatan terendam air bah akibat air Sungai Bengawan Solo meluap. Rata-rata ketinggian air yang menggenangi rumah warga mencapai 50 sentimeter hingga dua meter. Saat ini debit air sungai terus naik dan lebih tinggi dari keadaan normal.

Untuk mengevakuasi penduduk, warga menggunakan perahu tradisional yang bisa memasuki lorong lorong dan jalan desa. Banjir yang melanda sejumlah daerah di Jatim ini telah berlangsung sejak dua hari silam.

sumber: liputan 6. com

No comments: