Warga bertahan di pengungsian Banjir mulai surut

Ribuan warga memilih bertahan di lokasi pengungsian meskipun banjir yang merendam sejumlah kawasan Solo mulai surut. Mereka khawatir akan terjadi banjir susulan yang lebih besar.
Berdasarkan pantauan Espos 34.709 warga masih di pengungsian. Sementara ratusan warga lainnya bertahan di tanggul-tanggul sungai dan atap rumah dengan alasan menjaga keamanan rumah-rumah.
Hingga Sabtu kemarin, sejumlah ruas jalan yang sebelumnya ditutup karena tergenang air mulai dibuka kembali. Di antaranya Jl Ir Juanda serta Jl Kyai Mojo hingga perempatan Baturono.
Ketinggian air di rumah-rumah warga di Kampung Sewu, Gandekan, Pucangsawit, Jagalan, Joyosuran, Sangkrah, Semanggi, Kedunglumbu, Jebres, Joyotakan dan wilayah banjir lainnya juga menurun. Penurunan ketinggian air mencapai 1,5 meter lebih.
Ketua RT 02/RW VI Pucang Sawit, Y Sutarto mengakui ada informasi yang beredar di masyarakat mengenai kemungkinan banjir susulan.
”Kami sebenarnya tahu bahwa air akan naik lagi, tapi warga tidak kami informasikan supaya tidak panik,” jelas Sutarto.
Ratusan warga Pucangsawit hingga kemarin belum berani kembali ke rumah untuk membersihkan barang-barang mereka seperti pernah dilakukan Kamis sebelumnya. Mereka mengkhawatirkan naiknya permukaan air akan terulang. ”Belum berani bersih-bersih, nanti seperti kemarin, sudah dibersihkan malah banjir lagi,” tutur salah seorang warga, Latif Sarwo Miyoto.
Sementara itu PMI sudah menginstruksikan kepada tujuh posnya yang tersebar di Solo untuk bersiaga menghadapi naiknya permukaan air. ”PMI telah memberitahu bahwa air akan naik lagi karena pintu air waduk masih dibuka. Kami diperintahkan untuk siaga,” ungkap salah seorang petugas PMI, Gunawan Arif.
Warga menilai mengandalkan tanggul sebagai tempat yang dinilai paling aman untuk mengungsi. ”Kami mengandalkan tanggul, kalaupun air naik lagi paling tidak setingi yang pertama,” jelas Sutarto.
Salah satu warga RT 2/RW V Kelurahan Gandekan Wirawan menambahkan ketinggian air yang merendam wilayahnya mulai berangsur-angsur turun.
Namun demikian, Wirawan mengaku memilih tetap bertahan di lokasi pengungsian hingga kondisi benar-benar dinyatakan aman dari banjir. Dia khawatir terjadi banjir susulan yang lebih besar daripada yang terjadi sebelumnya.
”Saya nengok rumah dan ternyata airnya sudah surut. Terus yang bapak-bapak kerja bakti membersihkan rumah. Sedangkan ibu dan anak-anak tetap di pengungsian. Meskipun kami sudah membersihkan kotoran dari sisa banjir, tapi kami tetap akan tinggal di pengungsian,” ujarnya ketika dijumpai Espos di Pendapi Gede Balaikota, Sabtu (29/12).
Hal senada diungkapkan warga RT 2/RW III Kelurahan Sewu. Dia menuturkan air mulai surut sejak Sabtu pukul 02.00 WIB. Semula, dia mengatakan ketinggian air yang masuk ke dalam rumahnya mencapai hingga 2 meter. Namun kondisinya, hingga Sabtu siang air sudah surut hingga tinggal beberapa sentimeter. ”Sekarang tinggal bersih-bersih saja,” tuturnya.
Petugas pintu air Demangan, Robi Sawabi mengatakan kondisi air di pintu Demangan hingga Sabtu pukul 13.00 WIB, untuk ketinggian Kali Pepe 4,40 meter dan ketinggian air dari Sungai Bengawai Solo 4.40 meter. Robi mengatakan penurunan ketinggian air tidak terlalu signifikan. Hal itu dikarenakan posisi antara air dari Kali Pepe dan Sungai Bengawan Solo masih sama-sama tinggi. Penurunannya paling tidak hanya 5 cm per jam.
Lalu lintas padat
Di Joyotakan, kendati banjir menyurut, ratusan warga setempat masih terlihat memenuhi Posko pengungsi yang didirikan di wilayah itu. ”Masih ada beberapa rumah yang tergenang dengan ketinggian mencapai lutut orang dewasa. Sampai hari ini (kemarin-red), kami belum bisa pulang, warga masih tidur di Posko yang ada di tepi jalan raya ini,” ujar seorang warga, Haryanto saat ditemui Espos di salah satu Posko.
Pantauan Espos, aktivitas warga di Posko yang didirikan di wilayah Joyotakan cukup ramai. Mayoritas warga korban banjir berusaha memindahkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan, dari rumah mereka ke lokasi yang tidak tergenang air.
Aktivitas warga tersebut mengakibatkan arus lalu lintas di sepanjang jalan raya menuju wilayah Sukoharjo itu cukup padat. Sempat terjadi macet selama beberapa waktu, namun segera diatasi oleh aparat kepolisian.
Aktivitas para relawan juga terlihat terus melakukan distribusi bantuan berupa obat-obatan, makanan, minuman, selimut dan pakaian layak pakai. Beberapa relawan juga terlihat membantu warga memindahkan barang-barang mereka. Petugas medis sibuk membantu sejumlah warga yang terserang demam, sesak napas dan pegal-pegal.

sumber: solo pos .net

No comments: