Rasa Trauma Masih Tersisa

Banjir yang melanda wilayah Solo dalam beberapa terakhir membuat kesedihan mendalam bagi sejumlah warga di wilayah ini. Berikut ngudarasa korban banjir yang ditemui Espos, Sabtu (29/12).

Wirawan, Ketua RT 2/RW V Kelurahan Gandekan
Musibah banjir yang melanda wilayah Solo kali ini berbeda dari biasanya. Banjir yang terjadi merupakan banjir terbesar setelah tahun 1966 silam. Meskinya Pemerintah kota (Pemkot) Solo mulai menyiapkan secara dini untuk penanganan penanggulangan bencana seperti ini. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah perbaikan tanggul yang ada. Dengan demikian banjir bandang tidak lagi melanda wilayah Solo.Terlebih lagi dengan kawasan Solo yang merupakan muara air hujan dari daerah di sekitarnya, seperti Boyolali, Klaten dan Wonogiri. Sistem informasi dini bagi daerah banjir sangat diperlukan. Meskipun jika menilik kebelakang dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, pemerintah kini lebih tanggap. Bantuan-bantuan logistik terus mengalir. Namun yang kini diperlukan warga adalah informasi dini mengenai bencana banjir. Bahkan jika diperlukan dibuatkan Posko dan adanya sirine yang akan selalu memantau dan memberikan sinyal mengenai kondisi warga di wilayah lainnya.

Umi Aryanti, Warga RT 2/RW V Kelurahan Gandekan
Rasa trauma masih saya alami. Begitu banjir datang Rabu (26/12) benar-benar membuat seluruh warga cemas dan khawatir. Karena banjir yang terjadi sangat besar. Rumah saya yang sebelumnya tidak pernah terkena banjir tahu-tahu pada malam itu kebanjiran. Air merendam seluruh barang-barang berharga yang ada di dalam rumah. Penanganan kondisi banjir sangat diperlukan. Meskipun sekarang ini seluruh warga yang menjadi korban banjir dievakuasi ke lokasi pengungsian. Namun penanganan jangka panjang juga harus diperhatikan. Jangan sampai banjir yang terjadi kali ini akan terulang di tahun-tahun mendatang.

Eni Emawati, Warga RT 1/RW I Kelurahan Sangkrah
Banjir besar adalah bencana alam yang tidak pernah bisa diprediksikan kapan datangnya. Namun demikian untuk mengantisipasi bencana banjir tersebut diperlukan penanganan yang cukup serius. Sistem drainase yang ada perlu diperbaiki, terutama pascabanjir seperti ini. Banyak sampah-sampah yang memampatkan selokan. Sampah-sampah inilah yang membahayakan serta dikhawatirkan bisa membuat banjir kembali terjadi.
Pascabanjir penanganan lain yang juga harus segera dilakukan terutama kepada para korban banjir adalah dengan memberikan bantuan rehab rumah. Karena banjir benar-benar membuat kondisi rumah hancur. Pemerintah harus membentuk tim khusus penanganan dan penanggulangan bencana banjir. Tim ini nantinya bertugas untuk mempersiapkan diri ketika bencana alam itu terjadi.

sumber solo pos .co .id

No comments: