Cuaca cerah, warga pun mulai bersih-bersih rumah

Bengawan Solo tak lagi garang seperti beberapa hari lalu. Kini puing-puing rumah yang diterjang air bah itu sebagian masih tersisa. Sebagian lagi, mungkin telah hanyut dalam derasnya arus.
Warga Solo pun, Minggu (30/12), bangkit bersama-sama dan membereskan sisa-sisa sampah yang masih berserak di rumah dan pekarangannya. Memasuki wilayah Kampung Sewu, mata akan menyaksikan pemandangan yang tak lazim. Aneka perkakas dapur, kasur, pakaian, seperti berlomba mencari sinar matahari di pinggir-pinggir jalan dan di tanggul-tanggul. Sewu adalah satu dari 13 kelurahan di Solo yang terendam banjir.
”Saat ini yang terpenting adalah membereskan sampah-sampah dan air yang menggenang agar terbebas dari penyakit,” pesan Kasi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota (DKK), Triman Drayatno.
Kondisi serupa juga terjadi di wilayah Joyotakan. Begitu cuaca sejak Minggu pagi hingga siang hari cerah, warga pun langsung kembali ke rumah mereka masing-masing dan melakukan kerja bakti membersihkan rumah. Tanpa dikomando,ribuan warga di wilayah tersebut, terutama mereka yang rumahnya berdekatan dengan tanggul, langsung melakukan kerja bakti. Tak hanya kasur, barang-barang elektronik yang sempat terendam air selama dua hari berturut-turut itu pun ikut dijemur. Tak heran di depan rumah mereka, tampak kulkas, pesawat televisi, pakaian, perabotan rumah, kasur bantal, buku-buku pelajaran dijemur bersamaan.
Warga memang sangat mengharap kemurahan alam, agar hujan tak lagi datang di saat seperti itu. Ketika menjelang petang, hujan tiba, beberapa warga pun terlihat membiarkan jemuran mereka di luar rumah. Yang penting, bagi mereka, hujan tak lagi deras seperti tiga hari sebelumnya. Sementara di Sangkrah, ratusan warga Kampung Ampera sudah mulai kembali ke rumah mereka masing-masing. Kegiatan warga hingga kemarin adalah membersihkan rumah dari lumpur.

sumber: solo pos .co .id

No comments: