171 Rumah di Karanganyar terancam longsor

Sebanyak 171 rumah di Dusun Mogol, Ledoksari, Tawangmangu, Karanganyar, terancam terkena longsor. Rumah-rumah tersebut berada di lembah yang dikelilingi perbukitan terjal dengan kemiringan lereng lebih dari 30 derajat.

Pernyataan itu diungkapkan oleh Danang Sri Hadmoko, peneliti Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) Universitas Gadjah Mada (UGM) saat menyampaikan hasil rapid survey longsor lahan di Tawangmangu dalam diskusi Refleksi Bencana 2007 untuk Mereduksi Risiko Bencana 2008 di kampus setempat, Rabu (2/1).
”Dari 199 rumah di Dusun Mogol, sebanyak 12 rumah hancur dan tujuh buah rumah rusak sedang dan ringan. Saat ini ada 171 rumah yang rawan terkena longsor,” kata Danang.Menurut Danang, longsor berikutnya di wilayah itu sangat mungkin terjadi.
Sebab, sebagian besar rumah berada di lembah yang dikelilingi perbukitan yang terjal dengan kemiringan lereng lebih dari 30 derajat. Sebagian besar wilayah yang terkena longsor adalah tegalan atau kebun dengan sistem teras.
”Ini sangat rentan, sehingga kejadian bisa berulang lagi meski dengan intensitas berbeda. Apalagi di saat musim hujan dengan curah hujan yang sangat tinggi. Namun warga sampai sekarang belum menyadari karena beranggapan belum pernah terjadi di wilayah itu,” papar Danang.
Dia mengatakan banyaknya korban longsor di Ledoksari karena terjadi pada malam hari saat warga tertidur. ”Selain itu, tipe longsoran adalah rotasi dengan jarak luncur 126,7 meter dalam waktu kurang dari 10 menit.”

Berdasarkan data stasiun pengukur curah hujan, yakni Stasiun Tapak, sebelum longsor pada 25 Desember 2007, curah hujan tertinggi mencapai 240 mm/hari. Sedang curah hujan terendah sebesar 175 mm/hari. Padahal tiga hari sebelumnya tidak terjadi hujan deras.
Hujan deras terakhir terjadi pada tanggal 21 Desember 2006. ”Ini yang jadi salah satu penyebab dan curah hujan terbesar dalam 17 tahun terakhir dalam waktu 12 jam untuk wilayah sekitar Tawangmangu,” kata Danang.

Sementara itu upaya pencarian korban yang masih tertimbun tanah longsor, di Ledoksari, Tawangmangu, Rabu (2/1), kembali dilakukan menggunakan bantuan alat berat. Dalam evakuasi itu, seorang korban, Ny Suhar, 60, berhasil dievakuasi dan hari itu juga dimakamkan.
Menurut keterangan Kasi Kesiagaan dan Penanggulangan Kantor Kesbanglinmas Karanganyar, AP Heru Kristianto, dua backhoe yang sebelumnya rusak telah diperbaiki dan bisa digunakan lagi. Bahkan, ada bantuan satu backhoe lagi serta satu buldoser untuk mempercepat pencarian korban. ”Sekitar pukul 17.30 WIB, telah berhasil diangkat korban atas nama Ny Suhar,” ujar Heru.
Pencarian tiga korban terakhir sedikit mengalami kendala, lantaran para korban diduga berada di reruntuhan bangunan. Menurut keterangan salah seorang anggota SAR yang turut melakukan pencarian, petugas evakuasi semua bahu membahu menyingkirkan reruntuhan dinding beton dan juga besi.
”Pencarian lebih sulit, karena bukan hanya tanah yang menutupi. Tetapi runtuhan tembok beton dan besi juga menghalangi pencarian. Sehingga, selain harus menghancurkan dan menyingkirkan beton, petugas juga harus memotong besi-besinya,” terang salah seorang anggota SAR, Agus Tulus, ketika ditemui Espos, di Ledoksari, Rabu (2/1).
Batas waktu pencarian korban pun, lanjut Heru, diperpanjang hingga hari Sabtu (5/12). Namun bila dua korban yang tersisa sudah ditemukan sebelum batas waktu berakhir, maka pencarian akan langsung dihentikan.

sumber: solo pos .co .id

No comments: