Sarana belajar 193 sekolah rusak

Bencana banjir yang melanda sejumlah daerah di Jateng, telah mengakibatkan kerusakan sarana belajar 193 sekolah TK, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK.
Kepala Subdinas (Kasubdin) Pembinaan Pendidikan Dasar, Dinas P dan K Jateng, Drs Suhardi, menyatakan kerusakan sarana belajar akibat banjir paling banyak dialami SD/MI mencapai 127 sekolah.

”Sarana belajar yang rusak akibat banjir misalnya buku-buku pelajaran, buku daftar induk siswa dan komputer,” katanya ketika dihubungi Espos, di Semarang, Senin (7/1).
Menurut dia, bencana banjir tersebut tidak sampai menimbulkan kerusakan parah pada bangunan kelas dan sekolah.
Untuk mendata kerugian akibat banjir, sampai sekarang masih dilakukan inventarisasi oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota. ”Sampai sekarang belum diketahui nilai kerugian. Kami masih menunggu laporan dari Dinas Pendidikan kabupaten/kota,” tukasnya.
Lebih lanjut Suhardi menjelaskan berdasarkan data sampai awal Januari, sebanyak 193 sekolah mengalami kerusakan sarana belajar akibat banjir.
192 Sekolah itu meliputi TK sebanyak 32 sekolah dengan perincian di Solo (tiga sekolah) dan Sragen (29 sekolah).
SD/MI yang kebanjiran sebanyak 127 sekolah, meliputi Solo (28 sekolah), Sragen (47 sekolah), Grobogan (37 sekolah), Wonogiri (sembilan sekolah) dan Karanganyar (enam sekolah).
SMP/MTs sebanyak 28 sekolah meliputi Sukoharjo (12 sekolah), Wonogiri dan Sukoharjo masih-masing tujuh sekolah, serta Solo dan Sragen masing-masing satu sekolah.
SMA/SMK sebanyak enam sekolah meliputi Sragen dan Sukoharjo masing-masing dua sekolah, Karanganyar, Wonogiri, dan Solo masing-masing satu sekolah. ”Sekolah yang mengalami kerusakan akan mendapat prioritas bantuan,” tandasnya.

Sementara, Kepala Subbagian Hukum, Humas dan Ortala, Dinas P dan K Jateng, Drs Henky Sulomo, menyatakan tidak ada dana khusus bencana untuk membantu sekolah yang mengalami kerusakan akibat banjir.
Kendati demikian, sekolah yang rusak itu dapat dibantu melalui anggaran dana pengadaan perabotan atau mebel sekolah serta perbaikan ruang kelas.
”Anggaran dana pengadaan perabot sekolah senilai Rp 10 juta. Nanti dilihat skala prioritas, sekolah mana yang membutuhkan bantuan,” ujar dia.
Dia menambahkan dalam era otonomi daerah, perbaikan sekolah menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota setempat.

sumber: solo pos .co .id

1 comment:

stenote said...

Blog yang bagus... semoga blognya terus berkembang... Saya ingin berbagi article tentang Jalanan di Tokyo ke Kasuga Taisha di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/05/dari-jalanan-tokyo-ke-kuil-kasuga-taisha.html
Lihat juga video di youtube https://youtu.be/Kx8RkBteUZQ