7.528 Korban Terserang Penyakit

Korban banjir di Solo yang terserang penyakit terus bertambah. Jumlahnya melonjak hingga 7.528 orang dan satu meninggal. Memasuki hari ketujuh, banjir yang melanda Kota Solo sudah mulai surut.

Para pengungsi kemarin sudah pulang untuk membersihkan sampah di lingkungannya. Namun bahaya lain berupa penyakit masih menjadi ancaman bagi warga. Dari data di Posko Induk Loji Gandrung per 1 Januari 2008 pukul 07.00 WIB kemarin, sebanyak 7.528 korban banjir telah memeriksakan diri ke sejumlah posko kesehatan yang didirikan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo. Dari jumlah tersebut, jumlah pola penyakit terdapat 6.333. Perbedaan angka ini disebabkan pada hari pertama banjir, laporan belum terperinci per penyakit. Satu orang di antaranya meninggal dunia dan sembilan orang terpaksa dirujuk ke rumah sakit.

Untuk melayani warga korban banjir di 13 kecamatan, DKK Solo menyediakan posko dengan jumlah yang sama yakni 13 posko. Jumlah tersebut belum ditambah sejumlah posko yang didirikan di luar DKK Solo. Jumlah penderita penyakit melonjak jika dibandingkan dengan data per 28 Desember 2007 pukul 09.00 WIB lalu.Pada tanggal tersebut, jumlah korban banjir yang mengunjungi posko kesehatan masih sebanyak 2.491 orang, sedang yang dirujuk ke rumah sakit sebanyak tiga orang di Kampung Sewu. Sementara untuk jenis penyakit yang ditangani, baik data per 28 Desember 2007 pukul 09.00 WIB maupun per 1 Januari 2008 pukul 07.00 WIB, masih didominasi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Wali Kota Solo Joko Widodo mengungkapkan, pihaknya telah melakukan upaya bersih-bersih sampah dan lumpur di beberapa titik bekas banjir.”Kemarin (Senin), sudah dikerahkan 1.000 orang di Kampung Sewu.Hari ini (kemarin) juga masih,”katanya di Rumah Dinas Wali Kota Solo,kemarin. Hingga kemarin, sampah-sampah yang menumpuk telah diatasi. Banjir yang sempat kembali menerjang pada Senin (31/12) sudah kembali surut. Namun dari pantauan SINDO di beberapa lokasi, seperti di sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo di Kelurahan Sangkrah dan Semanggi, serta Kelurahan Joyontakan, tumpukan sampah masih terlihat.

Mengenai penangan pascabanjir, pihaknya telah merumuskan penanganan jangka menengah dan jangka panjang. Untuk jangka menengah, Jokowi— sapaan akrab Joko Widodo— mengaku pihaknya akan merencanakan pengadaan pompa air di beberapa titik. ”Pada 2008 harus ada pompa di pusat, Kampung Sewu, dan Sangkrah, Demangan, Semanggi, dan Joyontakan. Nah, untuk yang terakhir ini masih dikaji secara hukum,” paparnya

sumber: seputar - indonesia .com

No comments: