Sejumlah tanggul sungai di Jateng kritis

Kondisi sejumlah tanggul sungai di beberapa daerah di Jateng saat ini kritis dan rawan jebol. Bahkan sebagian air sungai sudah meluap hingga tanggul.
Anggota Komisi D DPRD Jateng, Kamal Fauzi, di Semarang, Senin (7/1), menyebutkan sebagian besar tanggul di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Jepara dan Pati saat ini rawan jebol karena volume airnya ini terus bertambah pada musim hujan.

”Banjir akan terus menjadi ancaman di beberapa daerah tersebut ketika curah hujan semakin tinggi,” katanya.
Tanggul aliran Sungai Cabean, yang melalui Desa Tlogowanu, Guntur, Demak dan Brambang, Karangawen, Demak setinggi enam meter dengan panjang 45 meter, jebol karena tidak kuat menahan arus air sungai.
Akibatnya, kata Kamal, lahan seluas 450 hektare tergenang. Insiden serupa juga terjadi di Tunjungharjo, Tegowanu, Demak. Tanggul Sungai Tuntang yang berada di wilayah Grobogan dan Demak juga mengalami kondisi kritis.
Di Desa Prigi, Kebonagung, Grobogan, tanggul kanan mengalami sliding (bergeser) sepanjang empat meter dengan kedalaman dua meter. Di Desa Kemiri, Gubug, Grobogan, tanggul kanan ambles sepanjang 25 meter dengan kedalaman 0,4 meter.
”Untuk langkah darurat, saat ini dilakukan perbaikan dengan menggunakan 300 karung pasir,” katanya.
Ia meminta Pemerintah Provinsi Jateng segera meninggikan tanggul sungai tersebut. Jika tidak ditinggikan, dikhawatirkan akan timbul bencana.
Menurut dia, upaya yang dilakukan saat ini masih bersifat terbatas dan sementara. Karena itu, langkah-langkah yang dilakukan tidak bisa berfungsi efektif dalam jangka panjang.
”Jika sewaktu-waktu curah hujan tinggi dan mengakibatkan permukaan air meningkat, banjir sewaktu-waktu bisa menggenangi daerah sekitar sungai, seperti yang sekarang terjadi di Kudus,” katanya.
Petugas Seksi Penanggulangan Banjir dan Kekeringan Dinas PSDA Jateng, Bambang Purnomo Sidhi, mengakui banyak tanggul sungai di Jateng yang kritis, bahkan beberapa di antaranya sudah jebol.
Namun pihaknya belum bisa melakukan langkah apa pun, termasuk melakukan perbaikan karena kondisi medan belum memungkinkan. ”Kalau dipaksakan, justru kerusakan tanggul akan semakin parah,” katanya.

sumber: solo pos .co .id

No comments: