Sebagian korban bencana keberatan direlokasi

Sebagian warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam masih enggan untuk direlokasi ke tempat lain yang lebih aman.
Kendati saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar telah menyediakan tempat bagi korban tanah longsor di Perumahan Jeruksawit, Gondangrejo, namun mereka tetap berat hati untuk meninggalkan tanah kelahiran mereka. Seperti diungkapkan Giyo Sugiarso, 42, salah satu korban selamat bencana tanah longsor di Desa Ledoksari, Tawangmangu. Kendati merasa waswas akan ancaman longsor susulan, namun bapak tiga anak ini merasa sangat berat jika ia dan keluarganya harus pindah ke tempat lain. Apalagi, jika tempat itu masih asing baginya.
”Kalau dibilang takut, ya rasa takut itu tetap ada. Tapi, kalau disuruh pindah ke tempat lain, bagaimana ya? Saya kok masih belum sreg,” ungkapnya saat ditemui Espos di lokasi longsor, pekan lalu.
Menurut warga Ledoksari RT 03/RW XII ini, tanah kelahirannya tersebut sudah memberikan penghidupan bagi warga setempat. Banyak warga yang menggantungkan hidupnya serta bermata pencaharian di tanah tersebut. Meski beberapa hari lalu terjadi longsor dan memakan korban nyawa, bukan berarti warga langsung mau direlokasi ke tempat lain.
”Niat pemerintah itu memang baik. Tapi ini adalah tanah leluhur kami. Kalau diminta meninggalkan daerah ini, saya masih berat,” tambahnya.
Sementara itu Sutaryo, Ketua RW VII Nigasan, Kecamatan Karangpandan, menyatakan bencana tanah ambles di daerah tersebut telah merusakkan infrastruktur bangunan dan jalan perkampungan. Sebagian warga juga terpaksa mengungsi ke tempat lain karena rumah mereka rusak.
Menumpang
”Saya kurang tahu apakah warga mau dipindah ke tempat lain, meski daerah sini sudah berbahaya untuk ditempati. Setahu saya, warga lebih memilih untuk menumpang di rumah-rumah famili yang masih dekat-dekat sini,” ujarnya.
Sedangkan Sarno, 35, warga Dusun Karanganyar RT 06, Desa Seloromo, Kecamatan Jenawi, mengaku enggan untuk pindah jauh-jauh dari desanya. Kalau harus mengungsi, dia lebih memilih untuk mengungsi di Balaidesa Seloromo atau menumpang di rumah saudaranya.
”Dengar-dengar, pemerintah memang mau memindahkan warga sini ke tempat lain. Tapi, kalau jauh-jauh, gimana ya? Saya masih bingung harus bagaimana. Tempatnya saya juga pernah tahu. Kalau boleh memilih, apa tidak lebih baik di dekat-dekat sini saja. Saya juga masih punya saudara di dekat sini,” kata dia.

Pada kesempatan sebelumnya, Bupati Karanganyar, Rina Iriani, menyatakan ada empat kecamatan yang sebagian warganya harus direlokasi, yakni Kecamatan Tawangmangu, Jatiyoso, Karangpandan dan Jenawi. Sebagian warga di empat wilayah kecamatan tersebut perlu direlokasi lantaran daerah tempat tinggal mereka sudah tidak memungkinkan lagi dihuni. ”Pemkab menyiapkan 350 unit rumah di Jeruksawit, Gondangrejo, untuk tempat relokasi. Tetapi kendalanya, warga memang lebih memilih tinggal di tempat asal mereka,” ungkapnya.
Ditambahkan Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi (KIK) Karanganyar, Iskandar, relokasi korban tanah longsor ke Perumahan Jeruksawit memanfaatkan program perumahan bersubsidi yang disediakan oleh Kementrian Negara Perumahan Rakyat (Kemenpera).

sumber: solo pos .co .id

No comments: