Pemkab terus suplai kebutuhan logistik bagi pengungsi di Gerdu

Warga Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar yang mengungsi di balaidesa setempat maupun di rumah warga diharapkan segera bisa tinggal di rumah kerabat mereka dalam pekan ini.

Bupati Karanganyar, Rina Iriani, mengatakan meskipun mereka tinggal di rumah kerabat, namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar masih akan menyuplai sejumlah kebutuhan warga. ”Bantuan masih kami berikan terus. Dan kami juga berharap warga tidak lagi mengungsi tetapi bisa tinggal dengan kerabat mereka. Karena saat ini Pemerintah Karanganyar juga masih berupaya mencari dana untuk recovery dan dana untuk merelokasi,” terang Bupati ketika ditemui Espos, di Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Senin (7/1).
Bupati mengatakan Pemkab Karanganyar juga masih menunggu dana dari pemerintah, termasuk dari bantuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono senilai Rp 10 juta per kepala keluarga (KK). Rina mengatakan bantuan dari Presiden tersebut sangat berarti bagi Pemkab Karanganyar dalam mengatasi warga yang menjadi korban pascabencana.
”Kami juga masih menunggu bantuan dana dari pemerintah. Kalaupun diberikan secara bertahap juga tidak apa-apa. Karena bantuan itu sangat membantu kami dan masyarakat Karanganyar.”
Sementara Kepala Desa Gerdu, Suwarno, mengatakan rekahan di bukit di wilayah Desa Gerdu memang sudah mengkhawatirkan. Selain tanah merekah dan ambles hingga dua meter, rumah warga banyak yang berada di bawah bukit. Karena itu, mau tidak mau warga harus mengungsi untuk mencegah timbulnya korban jiwa bila terjadi longsor. Parahnya lagi, kata Suwarno, rekahan bukit tersebut terjadi sepanjang lebih kurang 500 meter.
Tidak berani
”Padahal bukit ini mengitari permukiman penduduk. Jadi kalau pagi, atau cuaca sedang bagus, memang ada warga yang ke rumah mereka atau ke kebun. Tetapi kalau sudah mendung apalagi hujan, warga harus kembali ke tempat pengungsian. Jadi rumah mereka sudah dikosongkan,” jelas Suwarno.

Terpisah, sejumlah pengungsi mengatakan tidak berani kembali ke rumah apalagi menghuni rumah mereka, karena ancaman tanah longsor. Salah seorang pengungsi, Karyo Parno, 40, mengatakan sudah tinggal bersama isteri dan empat anaknya di tempat pengungsian selama 10 hari.
Ketika ditanya mengenai kebutuhan selama di tempat pengungsian, Karyo dan warga yang lain mengatakan sudah dipenuhi oleh Pemkab dan bantuan dari masyarakat. ”Ya di tempat pengungsian saya dan isteri dan anak-anak tidur bersama dengan warga lainnya. Kalau kebutuhan sudah dicukupi dari pemerintah. Jadi bantuan diambil ke kecamatan lalu dibawa ke tempat pengungsian,” ujarnya ketika ditemui Espos, di tempat pengungsian.
Soal relokasi, Karyo mengatakan tidak keberatan. Namun hal itu juga bergantung pada warga yang lainnya. Warga RT 1 RW IV, Gerdu ini mau direlokasi kalau warga yang lain juga bersedia di relokasi. ”Soal relokasi, ya saya ikut teman-teman yang lain saja,” tuturnya.

sumber: solo pos .co .id

No comments: