Pemerintah Sragen Laporkan Kerugian Akibat Banjir Sebesar 192 Miliar

emerintah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah melaporkan kerugian material akibat banjir yang melanda wilayahnya pekan lalu mencapai Rp 192 miliar. Kerugian terbanyak disebabkan oleh rusaknya pertanian dan infrastruktur seperti jalan, jembatan serta sekolah yang terendam banjir.

"Itu baru perkiraan sementara," kata Kepala Kesatuan Pembangunan dan Perlindungan Masyarakat Sragen, Wangsit Sungkono, Kamis (3/12).

Menurut Wangsit, pendataan kerugian akibat banjir masih terus dilakukan. Menurut dia, banjir yang berasal dari luapan Bengawan Solo itu telah merendam tidak kurang dari 9.000 rumah penduduk di 97 desa yang tersebar di 14 kecamatan.

Ratusan rumah di antaranya tenggelam dan saat genangan air surut, terhitung sedikitnya 57 rumah yang roboh dan sama sekali tidak bisa ditempati.

Menurut Wangsit, sektor pertanian merasakan dampak yang paling parah dari banjir tersebut. Selain membuat 7.389 hektar tanaman padi puso, jaringan irigasi juga mengalami kerusakan cukup parah.

Dia menyebutkan 10.729 hektare areal pertanian yang terendam air berhari-hari sehingga membuat tanaman musnah. "Total kerugian sementara dari sektor pertanian mencapai Rp 44 miliar lebih," kata dia.

Banjir juga merusakkan 36 jembatan penghubung antar desa di Sragen rusak. Sementara sarana pendidikan yang tidak bisa lagi dipergunakan untuk proses belajar mengajar mencapai 33 unit.

Wangsit mengatakan kerugian sementara itu telah dilaporkan ke pemerintah pusat. Meski sudah dilaporkan, Wangsit mengatakan besaran kerugian itu masih saja berubah karena pendataan belum selesai. "Harta benda milik warga yang hanyut belum dihitung," kata dia.

sumber: tempo interaktif .com

No comments: