Jumlah korban banjir yang terserang penyakit terus bertambah

Posko kesehatan kecuali di tiga lokasi, yakni Ngepung, Ampera dan Joyotakan yang didirikan untuk penanganan korban banjir akan ditutup seiring membaiknya kondisi pascabanjir.
Sementara itu, jumlah korban banjir yang terserang penyakit terus meningkat. Hingga 1 Januari 2008, jumlah korban banjir yang terserang penyakit tercatat sebanyak 6.333 orang. Sementara sebelumnya Sabtu (29/12), jumlah penderita hanya tercatat sebanyak 4.080 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo dr Siti Wahyuningsih MKes mengatakan dengan ditutupnya beberapa Posko kesehatan, maka pelaksanaan pengobatan gratis bagi korban banjir akan dilaksanakan di Puskesmas masing-masing. Tim medis dan paramedis yang disiagakan di Posko kesehatan akan dialihkan ke Puskesmas.
”Posko kesehatan hanya beroperasi sampai malam ini saja (Rabu malam-red). Sementara mulai hari ini (Kamis-red) sejumlah Posko sudah ditutup. Tapi kami tetap keliling dan petugas disiagakan di Puskesmas,” terang Siti kepada wartawan seusai jumpa pers di ruang rapat Badan Informasi dan Komunikasi (BIK) Solo, Rabu (2/1).
Siti mengatakan Posko kesehatan yang masih akan tetap dioperasionalkan di antaranya seperti Posko kesehatan di Ngepung, Sangkrah; Ampera dan Joyotakan. Hal itu dikarenakan lokasi tersebut merupakan daerah parah terkena banjir.

Berdasarkan data Posko induk kesehatan Loji Gandrung, jumlah korban banjir yang terserang penyakit, hingga 1 Januari 2008, tercatat sebanyak 6.333 orang. Sementara sebelumnya Sabtu (29/12), jumlah penderita hanya tercatat sebanyak 4.080 orang. Siti mengatakan hingga kini, dia mengatakan pasien tersebut masih dalam perawatan tim medis RSJD. ”Trauma banjir yang dialami warga sangat sedikit. Masalahnya ini berbeda dari bencana tsunami Aceh lalu,” katanya.

sumber: solo pos .co .id

No comments: